Burung unta jantan di Nairobi National Park, Kenya. (Credit: iStockphoto/Klaas Lingbeek- Van Kranen) ScienceDaily (Sep. 7, 2008) — Burung besar yang tidak bisa terbang dari benua selatan – burung unta afrika, emu australia dan kasuari, rhea amerika selatan dan kiwi selandia baru – tidak memiliki leluhur yang sama seperti yang diyakini sebelumnya. Tapi, masing-masing spesies secara individu kehilangan kemampuan terbang setelah lepas dari leluhur yang bisa terbang, menurut riset terbaru yang dilakukan oleh University of Florida zoology professor Edward Braun. Riset terbaru ini, yang muncul minggi ini di edisi online Proceedings of the National Academy of Sciences, memiliki beberapa implikasi penting. Pertama, sebagian ratite, seperti emu, lebih dekat hubungannya dengan sepupu penerbangnya, tinamous, daripada dengan ratite lain, kata Braun. Kedua, itu berarti ratite adalah produk evolusi paralel – spesies berbeda di lingkungan sangat berbeda mengikuti jalur evolusi yang sama. Braun dan rekan-rekannya mulai mempelajari lebih dekat kelompok burung yang tidak bisa terbang ini, yang dikenal sebagai ratite, setelah sebuah penemuan yang dilakukan saat bekerja pada usaha berskala besar untuk memahami lebih baik evolusi burung dan genome mereka dengan menganalisa bahan genetis yang sesuai yang diambil dari jaringan banyak jenis spesies burung dan menentukan bagaiman hubungannya satu sama lain. Saat mereka menganalisa bahan genetis, mereka menemukan kalau ratite tidak membentuk kelompok alami berdasarkan makeup genetik mereka. Tapi, mereka milik dari kelompok-kelompok berbeda yang memuat kelompok burung lain, tinamous, yang bisa terbang. Sebelumnya, ratite dipakai sebagai contoh teksbook sebagai vikariansi, istilah yang menjelaskan pembagian geografis spesies tunggal, menghasilkan dua atau lebih sub kelompok yang sangat mirip yang kemudian melakukan perubahan evolusi lebih lanjut dan kemudian sangat berbeda satu sama lainnya. Ilmuan menganggap kalau satu leluhur tidak dapat terbang dari ratite tinggal di superbenua gondwana, yang perlahan pecah menjadi afrika, amerika selatan, australia dan selandia baru; saat terpisah, spesies leluhur berevolusi sedikit di setiap lokasi baru untuk menghasilkan ratite masa kini, kata Braun. Namun karena informasi baru ini, ia mengatakan lebih mungkin kalau leluhur ratite tersebar di benua selatan setelah pemisahan gondwana, yang dimulai sekitar 167 juta tahun lalu, secara lebih jelas. Mereka terbang. Walau penemuan baru ini mengajari ilmuan evolusioner sangat keras, mereka juga mengajukan banyak pertanyaan baru. Sebagai contoh, kenapa burung-burung ini berevolusi menjadi organisme yang mirip di lingkungan yang berbeda? “Agar yakin, kita mesti pergi ke lab dan mempelajari genetika jalur perkembangan ratite” kata Braun. “Namun tidak seorangpun akan bertanya tanpa tipe data yang kami telah kumpulkan, yang mengangkat pertanyaan ini pertama kali.” Usaha ilmuan untuk mempelajari jumlah besar materi genetik dari burung di seluruh dunia ini merupakan bagian dari program yang lebih besar lagi, yang disebut Assembling the Tree of Life, didanai dan diorganisir oleh National Science Foundation, yang berusaha menyusun sekumpulan riset sejenis pada setiap kelompok organisme di planet ini, termasuk hewan, tanaman, jamur, ganggang dan bakteri.

Artikel ini diambil dari google.com

0 komentar: